Lauren Michelle Edgar (28 tahun), gadis yang tengah
belajar ilmu hukum dan jurnalisme itu meninggal setelah mengalami
komplikasi kegagalan multi organ. Tujuan Lauren melakukan sedot lemak
agar ia bisa kembali menari dengan lincah.
Orangtuanya sempat
mencegah Lauren melakukan operasi sedot lemak karena badan Lauren
dianggap tidak terlalu gemuk dan menyarankan cukup melakukan latihan
olahraga untuk mengurangi lemak.
Namun Lauren tetap bersikeras
ingin melakukan operasi tersebut. Dia mengatakan ingin melakukan untuk
dirinya sendiri dan itu bisa membuatnya bahagia.
Malangnya,
Lauren justru meninggal tak lama setelah menjalani operasi sedot lemak.
Wakil koroner (petugas pemeriksaan mayat) Australia Selatan, Anthony
Schapel, yang melakukan penyelidikan menemukan bahwa Lauren meninggal
karena kegagalan multi organ 3 hari setelah dioperasi oleh dokter bedah
kosmetik George Kerry pada Maret 2008.
Dalam persidangan yang
baru digelar baru-baru ini, orangtua Lauren memberikan bukti bahwa putri
mereka sakit selama berhari-hari setelah operasi sebelum akhirnya
dilarikan ke rumah sakit dengan kaki bengkak dan didiagnosis menderita
gangren (kematian jaringan atau pembusukan).
"Dia berkata 'Ibu,
saya tidak tahu mengapa sakitku begitu banyak. Ketika saya bertanya
kepada Dr Kerry apakah akan menjadi sakit, dia bilang tidak. Ketika saya
bertanya apakah saya bisa mendapatkan infeksi, dia bilang tidak," ujar
ibu Lauren, Leila Janine Edgar, sambil menangis saat mengingat kata-kata
terakhir putrinya, seperti dilansir news.com.au.
Ayahnya,
Adrian John Edgar, mengatakan putrinya telah mengeluh sakit pada Dr
Kerry dan kemudian diberi dosis obat penghilang rasa sakit dengan dosis
kuat.
Adrian melihat putrinya menjadi sangat pucat, lesu, sering
pening dan kakinya bengkak, tetapi awalnya mereka pikir itu adalah hal
yang normal setelah menjalani operasi sedot lemak.
"Saya bisa melihat rasa sakitnya memburuk, tapi saya pikir itu menjadi hal yang biasa setelah sedok lemak," jelas Adrian Edgar.
0 Komentar:
Posting Komentar